Selasa, 25 Juni 2019

Bahaya Pelumas Yang Memperoleh Penambahan Zat Aditif

Zat aditif yaitu cairan kimia yg diperlukan buat menambah mutu oli kendaraan. Kebanyakan, zat ini udah tercampur dalam produk oli. Akan tetapi, sekarang mulai banyak diketemukan zat aditif yg dipasarkan terpisah. Perihal peredaran zat aditif yg dipasarkan terpisah ini, Motul Indonesia tak menganjurkan konsumennya buat mencampurkan sendiri zat aditif ke oli yg dimanfaatkan.

Technical and Training Service Engineer Motul Indonesia Isadat Salam menjelaskan, mencampurkan zat aditif ke oli butuh kalkulasi privat sampai tak bisa dilaksanakan asal-asalan.
" Lantaran mengkombinasikan kimia ke oli bukan seperti buat teh manis. Jadi menambahkan zat aditif ke oli tak disarankan, " kata Salam di Jakarta, Selasa (10/4/2018) . Dua produk oli yg punyai persentase kekentalan yg tidak sama. Tampak dari kode SAR yg tertulis di paket.

Salam mengemukakan, Motul tak menghasilkan zat aditif yg dipasarkan terpisah. Dikarenakan, semua produk oli hasil Motul udah ada paduan zat itu. Menurut Salam, mencampurkan zat aditif ke oli yg udah ada cairan itu malahan dapat menyebabkan kerusakan mutu oli. Dikarenakan, belum semestinya zat aditif yg dimanfaatkan dapat bersenyawa dengan kandungan oli. Resiko yg dapat berlangsung yaitu terhentinya kemampuan mesin alias ngejam.

Artikel Lainnya : oli samping motul

Bila ditambah, setelah itu motor kedepannya punyai masalah, pemilik bakal bingung pengin menuding Motul atau zat aditifnya, " pungkas Salam. Gambaran rubah oli atau pelumas mesin mobil (http : //www. jupitergaragesheffield. co. uk) Trainer dari Penduduk Pelumas Indonesia (Maspi) Juergen Gunawan memperjelas, zat aditif di industri pelumas dipasok oleh tiga brand besar, semasing Lubrizol, Chevron Oronite, serta Infenium. Zat aditif dari ketiganya berikut ini yg dimanfaatkan oleh semua perusahaan pelumas terutama, brand apa-pun itu.

Menurut Juergen, ketersediaan dari produsen zat aditif ke perusahaan pelumas kebanyakan udah berbentuk paket, yg di dalamnya terdiri dalam 10 hingga 12 model bahan kimia. Beberapa bahan kimia tersebut yg setelah itu diproses perusahaan pelumas berubah menjadi oli. " Aditif yg diproses perusahan pelumas di-blanding sesuai sama standard yg dibikin aditif maker, " kata Juergen terhadap Kompas. com, Jumat (13/4/2018) .

Lantaran udah mempunyai kandungan 10-12 model bahan kimia, Juergen mengatakan ada kemampuan kontra antarzat kimia apabila pelumas memperoleh penambahan zat aditif. " Maka dari itu, pemain pelumas diberitakan oleh aditif maker biar jangan ditambah-tambahin , " ujar Presiden Direktur PT Willbern Tritium Indonesia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harga Pelek Yang Sangat Mahal

Ada kebijakan unik di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production 250 cc (AP250) . Di kelas ini kem di wajibkan gunakan sta...